PPLH UNS Dampingi Penerima Penghargaan“Nirwasita Tantra” Tahun 2021 PPLH UNS Dampingi Penerima Penghargaan“Nirwasita Tantra” Tahun 2021 Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) – LPPM Universitas Sebelas Maret bekerjasama dengan beberapa Kota dan Kabupaten dalam menyusun Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (IKPLHD) sebagai informasi lingkungan hidup dan indikator pencapaian pembangunan berkelanjutan daerah. Adapun dari penyusunan dokumen tersebut telah mendapatkan Penghargaan Green Leadership “Nirwasita Tantra” Tahun 2021 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia antara lain: 1) Kota Madiun Peringkat 2 Penerima Penghargaan Green Leadership “Nirwasita Tantra” Tahun 2021 Kategori Pemerintah Daerah Tingkat Kota Sedang. 2) Kabupaten Sukoharjo Peringkat 2 Penerima Penghargaan Green Leadership “Nirwasita Tantra” Tahun 2021 Kategori Pemerintah Daerah Tingkat Kabupaten Sedang. 3) Kabupaten Magetan Peringkat 3 Penerima Penghargaan Green Leadership “Nirwasita Tantra” Tahun 2021 Kategori Pemerintah Daerah Tingkat Kabupaten Sedang.
Resesi Ekonomi, Pakar Ekonomi Dr. Suryanto berbicara !
Dr. Surakarta selaku Pakar ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Kepala PPLH UNS mengingatkan pemerintah akan bahaya resesi yang menghantui Indonesia di akhir kuartal II tahun 2020. Belum adanya titik terang kapan pandemi Covid-19 akan berakhir, menurutnya, menjadi tantangan berat bagi perekonomian Indonesia di kuartal II tahun ini. Dia mengkhawatirkan hal tersebut membuat perekonomian Indonesia tidak bisa leluasa bergerak. Salah satu kemungkinan dampak buruknya yaitu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran. Beliau menyatakan bahwa “Ancaman resesi ekonomi Indonesia dan resesi ekonomi global adalah nyata. Kalau ekonomi global mengalami resesi, maka pasar ekspor akan mengalami gangguan. Dan giliran berikutnya adalah kebangkrutan dunia usaha serta diikuti oleh PHK besar-besaran”. Indikator penurunan investasi masuk ke Indonesia juga dikhawatirkan akan menyebabkan jumlah uang beredar di Indonesia berkurang. Sejumlah indikator tersebut di antaranya, pertumbuhan ekonomi yang negatif pada kuartal II dan tren ekonomi kuartal III dan IV yang sangat bergantung pada kondisi perekonomian global. Untuk mengantisipasi ancaman tersebut, Dr. Suryanto menjelaskan pentingnya usaha pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional bagi masyarakat. Menurut beliau “Kegiatan produksi akan terganggu menyebabkan penurunan pendapatan masyarakat dan apabila pendapatan menurun akan menyebabkan perekonomian menjadi lesu. Indonesia harus memperkuat sektor-sektor primer terutama sektor pertanian untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Dengan kekuatan ekonomi lokal maka masyarakat tidak terlalu bergantung pada ekonomi global” Selain itu, sejumlah sektor yang kemungkinan merasakan dampak paling signifikan jika resesi benar-benar melanda Indonesia, misalnya sektor jasa pariwisata. Keputusan yang diambil pemerintah memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mengakibatkan pariwisata menjadi sektor yang berpeluang terdampak serius. Walau demikian, ada sejumlah sektor yang ia sebut meraup untung di tengah pandemi Covid-19. Misalnya, jasa komunikasi penyedia jaringan, seperti Zoom, Meet, dan Webex. Mengenai pernyataan Bank Dunia yang menyebut Omnibus Law dapat mendongkrak ekonomi Indonesia di tengah pandemi Covid-19, Dr. Suryanto menerangkan Omnibus Law sifatnya dapat mempermudah perizinan. Selama masa pandemi Covid-19, hambatan investor bukanlah karena masalah kemudahan menjalankan usaha tetapi karena ekspektasi investor yang masih ragu kondisi kapan Covid-19 akan berakhir. Peluang dampak resesi Singapura terhadap Indonesia tidak akan signifikan. Sebabnya, Singapura merupakan negara yang mengandalkan sektor tersier atau jasa dalam perekonomiannya. “Apabila negara-negara yang selama ini menggantungkan ekonominya pada kegiatan ekspor maka saat ini negara-negara mengalami kesulitan untuk melakukan ekspor karena pasar lesu. Dampaknya Singapura sebagai negara yang mengandalkan dari mengambil jasa juga terpengaruh. Krisis singapura meski berdampak pada ekonomi Indonesia tidak akan signifikan dalam jangka pendek. Struktur perekonomian Indonesia dan Singapura berbeda. Indonesia mengandalkan konsumsi rumah tangga dengan jumlah penduduk 270 juta, sementara Singapura hanya 5,6 juta”. Berita-berita terkait sebagai berikut:1. https://m.merdeka.com/uang/pakar-ingatkan-bahaya-resesi-ekonomi-kebangkrutan-dunia-usaha-dan-phk-besar-besaran.html2. https://kisuta.com/cerna/resesi-hantui-indonesia-pakar-ekonomi-uns-ingatkan-bahayanya3. https://today.line.me/id/pc/article/Ancaman+Resesi+Ekonomi+dan+Dampak+Parah+yang+Ditimbulkan-W8qpXE4. https://galamedia.pikiran-rakyat.com/news/pr-35629081/dr-suryanto-ekonomi-indonesia-tak-leluasa-bergerak-akibat-pandemi-covid-195. https://www.ayojakarta.com/read/2020/07/20/21557/pakar-ekonomi-ingatkan-resesi-indonesia-di-depan-mata
Amdal yang Dihapus atau “ruwetnya” Birokrasi yang Dihapus
Suplemen dari SPIRULINA, wujud pengabdian PPLH dibidang Kesehatan dan Lingkungan
Spirulina adalah nama bagi satu bentuk makanan tambahan yang mirip kepadaChlorella dan Aphanizomenon flos-aquae (Alga Biru Hijau). Spirulina terdapat di berbagai belahan dunia dan sering digunakan sebagai makanan tambahan serta sebagai makanan lengkap dan diproduksi dalam bentuk tablet, kepingan, serbuk dan juga cairan. Spirulina juga digunakan sebagai makanan binatang tambahan untuk industri akuakultur, akuarium dan ternakan ayam. Dari beberapa manfaat diatas Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) yang diketuai oleh Bapak Fea Prihapsara, M.Sc. Apt. Dengan tujuan umum yaitu spirulina sebagai variasi keanekaragaman pangan dalam bidang kesehatan dan menjaga ekosistem lingkungan. PPLH melakukan pengabdian kepada masyarakat tentang Diseminasi Teknologi Enkapsulasi pada Produk Spirulina sebagai Suplemen yang Mengandung Omega 6 dan Omega 3. Formula yang dihasilkan dalam kapsul Sprirulina ini, diharapkan dapat menjadi suplemen yang sehat dan sangat kecil mengandung bahan kimia. Pengabdian ini dibantu oleh Bapak Dr. Al. Sentot Sudarwanto, M.Hum dan Ibu Anif Nur Artanti, M.Sc. Apt. yang dilaksanakan di Kabupaten Sukoharjo. Berikut kumpulan dokumentasi kegiatan:
Pengolahan Janggelan, sebagai Wujud Pengabdian PPLH kepada Masyarakat di Kabupaten Wonogiri
Pusat Penelitian Lingkungan Hidup LPPM Universitas Sebelas Maret Surakarta melakukan salah satu Pengabdian di Kabupaten Wonogiri, tepatnya di Desa Temboro, Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Wonogiri. Pengabdian ini dilakukan oleh Bapak Drs. Eko Setyanto, M.S. dengan dibiayai oleh Kemeristek Dikti. Pengabdian merupakan penelitian gabungan dari 3 institusi/perguruan tinggi. Anggota pengabdian meliputi Ibu Kun Harismah, Ph.D (Universitas Muhammadiyah Surakarta) dan Bapak Drs. Amrul, S.T., M.T. (Politeknik Semarang). Judul Pengabdian “Penerapan Teknologi Penepungan dan Pengemasan Daun Janggelan untuk Produk Ekspor di Desa Temboro, Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Wonogiri. Latar belakang pengabdian yaitu sebagai inovasi kemajuan teknologi untuk pemberdayaan masyarakat. Desa Temboro merupakan desa mampu menghasilkan tanamanan janggelan yang melimpah. Hal ini didukung dengan kondisi tanah yang baik dikawasan ini. Pada awalnya hasil tanaman yang hanya dijual dalam kondisi kering, dengan harga berkisar 9.000 s.d 13.000 rupiah per kilogram. Dari kondisi tersebut Bapak Eko dengan tim menginisiasi melakukan pengabdian di wilayah tersebut supaya meningkatkan nilai jual dari daun janggelan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagai salah satu pusat studi yang fokus didalam pengelolaan lingkungan hidup berbasis Saerah Aliran Sungai (DAS), PPLH LPPM UNS melalui pengabdian yang dilaksanakan dengan cara memberikan pengarahan kepada masyarakat proses penanaman yang benar serta perawatan yang baik, bertujuan untuk kelangsungan ekosistem DAS yang berkelanjutan. Pelaksanaan pengabdian yang dilakukan oleh Bapak Eko dan Tim dengan kelompok tani yang ada di Desa Temboro. Hasil produk pengabdian ini berupa Bubuk Janggelan yang dapat digunakan sebagai pembuat jelly, atau minuman lainnya.
Rapat Koordinasi Penyusunan Peraturan Bupati tentang Pengelolaan Sampah di Kabupaten Magetan
Penyusunan Peraturan Bupati tentang Pengelolaan Sampah di Kabupaten Magetan merupakan kerjasama yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Magetan dengan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Sebelas Maret. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magetan (Pemerintah Kabupaten Magetan) dengan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup – PPLH (LPPM UNS). Rapat koordinasi penyusunan peraturan bupati dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 21 Mei 2018 yang dihadiri oleh Dinas Lingkungan Hidup yaitu Bapak Marsudi, Ibu Eny P, dan Bapak Eko, kemudian dari Pusat Penelitian Lingkungan Hidup LPPM UNS yaitu Bapak Sentot Sudarwanto, Ibu Anugrah Adiastuti, Ibu Retno Utami dan Ibu Ensina. Sumber: pplhlppmuns.21/05/2018
SEMINAR NASIONAL PENGELOLAAN DAS TERPADU
Dalam upaya untuk ikut memberikan sumbangan terhadap penyelesaian permasalahan DAS yang muncul di berbagai wilayah, PPLH – LPPM UNS akan menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema “Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Terpadu Menuju Kelestarian Fungsi Lingkungan dan Kesejahteraan Masyarakat”. Seminar akan mengundang pembicara Nasional antar-disiplin di bidang lingkungan hidup dan DAS dan akan melibatkan berbagai pihak antara lain pemangku kebijakan, peneliti, akademisi, praktisi, pemerhati lingkungan, masyarakat dan mahasiswa. MOHON MAAF TERJADI PERUBAHAN JADWAL TERKAIT PENERIMAAN ABSTRAK DAN PAPER, Informasi lebih lanjut silahkan klik disini
Jadwal Diklat Bulan Maret Tahun 2018
Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) – LPPM Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai Lembaga Diklat Amdal ter-akreditasi A dari Kementerian Lingkungan Hidup RI (Nomor sertifikat: 014/AKR/Diklat-S.Amdal/LH/05/2013) akan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Dasar – Dasar Amdal, Penilaian Amdal, dan Diklat Teknik Sampling dan Analisis Laboratorium Lingkungan.
PPLH, Pusat Studi dengan Akreditasi A
Berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta Nomor 202/UN27/HK/2018 tentang Hasil Akreditasi Pusat – Pusat Studi di Lingkungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Sebelas Maret Tahun 2018 yang ditetapkan pada tanggal 9 Februari 2018 bahwa Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) mendapatkan akreditasi A. Akreditasi dwi tahunan ini dilaksanakan dalam rangka menentukan program, produktivitas, dan aksesbilitas setiap pusat studi serta pengawasan mutu dan efisiensi kegiatan secara berkesinambungan. Selama kurun waktu 2 (dua) tahun PPLH telah melakukan berbagai kegiatan, baik penelitian, pengabdian dan pendidikan. Penelitian yang dilakukan oleh peergroup PPLH dalam bidang ilmu masing – masing background pendidikan peergroup. Pengabdian yang dilakukan terutama dalam bidang lingkungan hidup dan tata kelola Daerah Aliran Sungai, khususnya DAS Bengawan Solo Hulu, yaitu di kawasan administrasi Kabupaten Wonogiri. Kemudian, dalam bidang pendidikan PPLH selama kurun waktu 2 (dua) tahun telah meluluskan berbagai alumni diklat lingkungan hidup, baik Diklat Dasar-Dasar Amdal, Penyusunan Amdal, Penilaian Amdal, Diklat KLHS, Diklat Pengelolaan Limbah B3, Diklat Sampling dan Analisis Laboratorium Lingkungan. Dengan hasil akreditasi tersebut, PPLH berkomitmen akan selalu meningkatkan kinerja agar kedepannya PPLH menjadi pusat studi yang semakin berkualitas serta menjadi garda terdepan dalam pengelolaan lingkungan hidup tidak hanya di UNS namun juga di eksternal UNS .
Brosur Agenda Diklat PPLH LPPM UNS 2016
Depan Belakang